Indonesia merupakan negara yang terletak di sekitar garis lintang khatulistiwa, sehingga tak urung menjadikan Indonesia mempunyai begitu kaya. Dengan kekayaan yang dimiliki tak salah bila Indonesia disebut sebagai “Zamrud Khatulistiwa” yaitu negeri subur dan hijau sejauh mata memandang.
Secara geografis Indonesia terbentang dari 6º LU sampai 110º LS dan 92º sampai 142º BT, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau (Lasabuda, 2013). Dengan hamparan kepulauan tersebut, Indonesia mempunyai beraneka ragam flora dan fauna di hutan tropisnya. Hutan hujan tropis bisa juga diartikan sebagai hutan yang terletak di daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi. Jika ditelisik lebih jauh, vegetasi di hutan tropis mempunyai karakteristik yang cukup menarik untuk dipelajari.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan yang terletak pada garis khatulistiwa, yang terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000-4.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25ºC dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembaban udara 80% (Vickery, 1984 dalam Indriyanto, 2006).
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan-hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm (Lasabuda, 2013).
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga pohon yang dapat bertahan disana adalah pohon yang dapat tumbuh di bawah naungan. Sehingga faktor pembatas di hutan hujan tropis adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada dalam hutan tropis terdiri dari spesies -spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah naungan.
Jenis tumbuhan penyusun hutan di daerah tropis, antara lain pohon-pohon hutan yang tinggi, terna, tumbuhan pemanjat, epifit, tumbuhan pencekik pohon, saprofit, dan parasit. Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu, antara lain:
- Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
- Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
- Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony atau kayu hitam.
- Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa (Lasabuda, 2013).
Hutan tidak hanya diperuntukkan bagi manusia semata, flora dan fauna pun sepantasnya mendapatkan manfaat hutan sebagai habitat atau rumah bagi mereka semua. Flora dan fauna yang ada berhak untuk hidup dan berkembang di dalam hutan. Selain itu, hutan juga merupakan sarana pertahanan ekosistem lainnya. Oleh sebab itu kita seharusnya untuk tidak merusak habitat flora dan fauna, ini merupakan tugas kita semua untuk menjaga dan mengawasi hutan kita dari kerusakan yang berkepanjangan.
Penulis: Lina Dwi Lestari, Yosia Adetyawan
Editor: Yulina Safitri
DAFTAR PUSTAKA
Lasabuda,R., 2013. Tinjauan Teoritis Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. I-2
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara.Jakarta