Hama Kutu Lilin (Pineus boerneri) pada Pinus

Pineus boerneri atau kutu lilin merupakan hama tanaman pinus yang sangat sulit untuk diatasi. Pineus boerneri. Hama kutu lilin merupakan serangga dari ordo hemiptera yang menyerang tanaman pinus pada semua tingkat umur. Hama ini merupakan hama baru yang datang dari luar Indonesia (eksotik) yang memiliki habitat di berbagai wilayah seperti Benua Amerika, Oceania, dan Afrika (CABI, 2020). Kutu lilin bertubuh lunak, berbentuk bulat, berwarna kuning kecoklatan, berukuran kecil (±1 mm), serta tinggal dan berreproduksi di pucuk bagian luar dari pohon pinus. Kutu betina mempunyai ovipositor, rostrum yang panjang, 4 pasang spirakel pada abdomen dan tidak aktif (sessile). Populasi Pineus boerneri sangat cepat berlipat ganda karena merupakan jenis kutu yang aseksual sepanjang tahun, yakni jenis yang tidak tergantung musim dan dapat memproduksi telur secara partenogenesis (berkembang biak tanpa perkawinan). Bila satu petak tanaman pinus diketahui telah terserang, maka sangat mungkin bahwa pohon-pohon di petak-petak sekitarnya akan terserang pula, namun dengan populasi hama yang relatif rendah sehingga belum menunjukkan efek merusak (Laela dalam Furqan, 2012).

Daur hidup kutu lilin dibagi menjadi telur, nimfa, dan kutu dewasa. Pada fase telur, kutu lilin berbentuk elips berwarna kuning kemudian berubah menjadi jingga. Panjang telur sekitar 200,7 – 388,7 µm serta lebarnya antara 137,2 – 239,8 µm. Nimfa yang baru muncul dari telur berwarna kuning dan semakin berwarna gelap sampai berwarna merah gelap di instar keempat. Setelah dewasa, Pineus boerneri berwarna merah gelap dan berukuran antara 0,55 – 0,82 mm. P. boerneri memiliki kumpulan kelenjar lilin yang sering kali ditemukan pada bagian kepala serta beberapa ditemukan pada bagian thorax dan abdomen. Terdapat 2 sampai 10 kumpulan kelenjar lilin yang membuka diantara mata (Lazzari dan Cardoso, 2011).

Gambar 1. Kutu lilin betina dewasa dan telur kutu lilin ditutupi dengan lilin (Lazzari dan Cardoso, 2011).

 

Gambar 2. Nimfa kutu lilin (Lazzari dan Cardoso, 2011).

 

Gambar 3. Lilin putih disekresikan oleh kutu lilin dewasa dan nimfa (Lazzari dan Cardoso, 2011).

Kutu lilin di Indonesia banyak ditemui pada hutan pinus yang dikelola Perhutani. Hama ini mulai menyerang tanaman pinus di Baturaden sekitar tahun 1990, Bandung Utara di tahun 1994, dan kemudian menyebar luas ke hutan pinus hampir di seluruh Pulau Jawa pada tahun 2003 (Anggraeni, 2012). Hutan pinus yang dikelola oleh Perhutani banyak ditanami dengan spesies Pinus merkusii karena kualitas getah yang lebih baik dibanding spesies lainnya. Kutu ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan pada daun dan ranting, khususnya pada bagian pucuk-pucuk tajuk. Kehadiran hama kutu lilin dapat dikenali dari bintik putih yang terdapat pada tanaman inang. Bintik putih tersebut merupakan lilin yang dikeluarkan dari bagian dorsal (punggung) dan berguna sebagai tempat berlindung kutu lilin. Kemudian, daun dan tajuk akan menguning, mengering, dan rontok. Pohon yang diserang mengalami penurunan produksi getah dan pada kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kematian pohon dalam skala luas (Hadi dan Napitupulu, 2011). Kondisi tersebut akan mengakibatkan penurunan hasil fotosintesis tanaman yang berakibat pada menurunnya kualitas dan kuantitas produk pinus seperti kayu dan getah pinus. Serangan kutu lilin dengan kriteria berat yaitu mencapai lebih dari 50% dari bagian pucuk dengan pucuk yang mengering dan lilin sudah mencapai bagian batang, dapat mempengaruhi kualitas getah pinus yang dihasilkan. Getah pinus yang dihasilkan akibat serangan kutu lilin kriteria berat memiliki warna yang lebih gelap serta meningkatkan kadar air, kadar kotor maupun bilangan asam dan basa (Hutabarat, 2013).

 

Pengendalian hama Pineus boerneri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:

  1. Pada tanaman pinus muda, pengendalian dilakukan secara cepat dan tepat agar tidak menyebar lebih luas. Tindakan pencegahan dilakukan dengan cara survei dan monitoring agar diketahui kondisi lapangan terkait ada atau tidaknya serangan dari waktu ke waktu. Kemudian diambil tindakan seperti isolasi dan pengendalian maupun pemusnahan inang.
  2. Pengendalian dengan menggunakan pestisida hayati, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida hayati berbahan aktif Bacillus thuringiensis (4 gram/liter air) yang dicampur dengan cuka kayu (40 cc/liter air). Perbandingan pestisida hayati B. thuringiensis : cuka kayu bila dicampur dengan air 10 liter adalah 20% : 80% atau 8 gram B. thuringiensis + 320 cc cuka kayu. Perlakuan diulang setiap 1-2 bulan sekali dengan cara semprot (Anggraeni, 2012).
  3. Pengendalian secara biologi, dilakukan dengan cara mengintroduksi musuh alami hama kutu lilin seperti Cheilomenes aurora, Diomus pumilio, Exochomus flavipes, Leucopis atrifacies, dan lainnya (CABI, 2020).
  4. Penerapan teknik silvikultur seperti penanaman jenis alternatif (sistem tanam campuran) sebagai selingan, pengaturan jarak tanam, dan penjarangan pada tegakan yang terserang.

Referensi:

Anggraeni, I. 2012. Penyakit Karat Tumor pada Sengon dan Hama Cabuk Lilin pada Pinus. Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan Bogor.

CABI. 2020. Invasive Species Compendium: Pinus boerneri (pine woolly aphid). http://www.cabi.org/isc/datasheet/41319/#toidentity diakses 13 Juli 2020 pukul 20:24.

Furqan, Said Firman. 2012. Perilaku Serangan dan Jumlah Populasi Kutu Lilin Pinus (Pineus boerneri Annand.) pada Pinus merkusii Jungh. et de Vriese. Bogor: Institu Pertanian Bogor.

Lazzari, S. M. N. dan J. T. Cardoso. 2011. Pineus boernei Annand, 1928 (Hemiptera,Adelgidae) – a New Species to Brazil: Morphology of Eggs, Nymph, and Adults. Revista Brasileira de Entomologia. 55 (4): 459 – 466.

Hadi, A. Q. dan R. M. Napitupulu. 2011. 10 Tanaman Investasi Pendulang Rupiah. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.

Hutabarat, G. A. S. 2013. Pengaruh Serangan Kutu Lilin Pinus (Pineus boerneri) Terhadap Kualitas Getah Tusam (Pinus merkusii Jungh, at de Vriese). Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB.

 

Editor:

Lina Dwi Lestari

Galang Rama Asyari

 

Penulis :

Andhika Reforma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.