Gejala dan Penyebab Penyakit Lodoh pada Pinus merkusii

Sumber : docplayer.info

Gambar 1. Penyakit Damping-off pada semai

Lodoh (damping-off) merupakan terminologi bagi setiap penyakit yang mengakibatkan busuknya semai atau tajuk muda yang masih sukulen secara cepat. Penyakit ini disebabkan oleh sejumlah fungi penghuni tanah, yang merupakan parasit fakultatif tanpa disertai kekhususan dengan inangnya (Hartley, 1921). Hifa patogen menyebar melalui tanah dan infeksi terjadi melalui penetrasi secara langsung pada epidermis yang masih lemah, yang melindungi jaringan sukulen inang. Serangan patogen umumnya sudah mulai tampak pada minggu pertama setelah benih berkecambah hingga semai berumur empat atau lima minggu (Boyce, 1961)

Gejala umum serangan patogen ini adalah membusuknya hipokotil tepat di atas permukaan tanah atau bagian akar, yang berakibat semai layu dan mudah  rebah, kemudian diikuti kematian semai (Agrios, 1996). Menurut Boyce (1961) serangan patogen lodoh dapat terjadi pada tiga fase pertumbuhan inang, yaitu:

  1. Serangan terjadi pada benih yang sudah berkecambah tetapi belum sempat muncul ke permukaan tanah, sehingga kecambah mati di dalam tanah, disebut lodoh dalam tanah (pre-emergence damping-off).
  2. Serangan yang terjadi pada benih yang telah berkecambah dan telah muncul di permukaan tanah disebut lodoh batang (post-emergence damping-off), umumnya terjadi pada semai berumur antara satu hingga empat minggu. Serangan pada fase ini sangat banyak menimbulkan kematian semai. (Boyce, 1961).

Fungi patogen lodoh pada Pinus merkusii antara lain Fusarium sp. , Rhizoctonia sp. , dan Pythium sp. Fusarium termasuk suku Tuberculariaceae dan merupakan fungi penghuni tanah yang memiliki lebih dari 40 jenis (Booth, 1971). Beberapa jenis Fusarium yang telah diketahui menyebabkan penyakit lodoh pada Pinus merkusii adalah F. solani, F. moniliforme, F.ventricosum, dan F. acuminatum. Jenis-jenis tersebut dilaporkan mempunyai daya patogenisitas yang berbeda-beda terhadap Pinus merkusii  (Doran, 1996).

Menurut Perdhana (2015) langkah-langkah untuk menghindari Damping – Off :

  1. Tanah atau media pot di pasteurisasi. Apabila tanah terlalu gelap dan berat, tanahnya dapat bertahan terlalu basah dan mungkin sulit untuk dipasteurisasi secara efektif.
  2. Gunakan tempat  baru atau pot baru bila memungkinkan, karena tempat atau pot yang sudah terpakai sulit untuk disanitasi.
  3. Jadwalkan irigasi untuk menyediakan kelembaban optimum untuk pertumbuhan benih dan perkecambahan, tetapi hindari aplikasi yang terlalu berlebih, karena media tumbuh yang basah dapat menimbulkan damping – off.
  4. Terapkan pemupukan secara hati-hati, karena level tinggi dari larutan garam dapat memperlambat pertumbuhan benih, menimbulkan luka pada benih, dan dapat menimbulkan damping – off.
  5. Hindari benih yang sedang tumbuh dibawah intensitas cahaya rendah yang dapat meningkatkan sukulen dari benih dan meningkatkan timbulnya damping-off.

 

Penulis : Ratih Rahmatilah L.

 

Daftar Pustaka

 

Agrios, GN. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas Gajah Mada Press.

Yogyakarta.

Booth, C. 1971. The Genus Fusarium. Commonwealth Mycological Institute.

Kew Surrey, England.

Boyce JS. 1961. Forest Pathology. New York: McGraw-Hill Co. Inc.

Doran, J. W, M. Sarrantonio, M. A. Liebig. 1996. Soil health and sustainability. Adv. Agron. 56:2–54

Hartley, C,C. 1921. Damping off in forest nursery. Bureau of plant industry.

Washington DC

Perdhana, K. A. 2015. Keragaman Jamur Tanah Bergejala Penyakit Moler. Skripsi. Fakultas  Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.