Mengenal Uniknya Ulat Kantong

Gambar 1. Gejala Daun Tanaman Inang yang Terserang Ulat Kantong (Muhlison, 2016).

Ulat Kantong (Pteroma plagiophleps) merupakan salah satu hama tanaman hutan yang mudah dikenali. Ulat Kantong memiliki ciri khas yaitu tubuhnya ditutupi oleh kantong yang biasanya berbentuk kerucut. Kantong tersebut dapat terbuat dari daun maupun ranting (Nuraeni dkk., 2010). Ukuran kantong Pteroma plagiophleps tidak lebih dari 16 mm, berbentuk kerucut, dan berwarna cokelat (Muhlison dkk., 2016). Kantong ini terbuat dari potongan-potongan kecil daun inang dan ditempelkan dengan rapi menggunakan sutera yang dihasilkan larva. Pupa berada di dalam kantong dengan posisi berubah-ubah, kantong berbentuk elips dan menggantung menggunakan benang sutera pada dahan atau daun (Emmanuel et al., 2012 dalam Muhlison, 2016).

Gambar 2. Kantong dari Larva Ulat Kantong (Muhlison, 2016).

Hama ulat kantong merupakan hama polifag yang dapat menyerang berbagai jenis tanaman inang, seperti sengon, akasia, bakau, pinus, kelapa, kakao, jeungjing, asam jawa, flamboyan, malaka, jamblang, jati, dan anggrung (Nair, 2007; Emmanuel et al., 2012 dalam Muhlison dkk., 2016). Ulat kantong biasanya menyerang pada fase larva. Larva ulat kantong dapat menyebabkan daun rontok dengan gejala awal daun tanaman yang terserang menjadi berlubang dan berwarna cokelat (Pracaya, 2011 dalam Surachman dkk., 2014). Suhaendah dkk. (2007) dalam Surachman dkk. (2014) melaporkan bahwa serangan ulat kantong pada tanaman sengon yang memiliki ukuran daun kecil dapat mengakibatkan tajuk menjadi gundul. Daun tanaman yang terserang hama ulat kantong akan dimakan pada lapisan epidermis bagian bawah dan jaringan mesofil yang menyisakan jaringan epidermis bagian atas, sisa epidermis tersebut akan mengering dan hanya menyisakan tulang daun (Emmanuel et al., 2012 dalam Muhlison dkk., 2016).

Meskipun ukurannya kecil, namun keberadaan ulat kantong tetap harus dikendalikan. Pestisida bisanya banyak digunakan, karena mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Namun beberapa pestisida tidak ramah lingkungan sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan Pengendalian lain dapat dilakukan secara mekanis dengan mengambil larva ulat kantong satu persatu.

 

Penulis            : Galuh Anggara

Penyunting      : Lina Dwi Lestari dan Galang Rama Asyari

 

 

Referensi :

Muhlison, Wildan., Triwidodo, Hermanu., dan Pudjianto. 2016. Hama Tanaman Belimbing di Wilayah Kabupaten Blitar Jawa Timur. Jurnal HPT Tropika. Vol. 16 (2): 175-183

Nuraeni, Yeni., Anggraeni, Illa., dan Nuroniah, Hani Siti. 2010. Keanekaragamn Serangga yang Berpotensi Hama pada Tanaman Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan.

Surachman, Ikro Fajar, Indriyanto, dan Agus M. Hariri. 2014. Inventarisasi Hama Persemaian di Hutan Tanaman Rakyat Desa Ngambur Kecamatan Bengkunat Belimbing Kabupaten Lamput Barat. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 2 (2): 7-16.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.