Fauna Tanah

Sumber : Soil Fauna Assemblages book

Fauna Tanah

Semua kehidupan makhluk hidup di dalam tanah dapat menentukan sifat biologi tanah. Sifat biologi tanah berkaitan dengan semua aktivitas fauna tanah baik yang hidup di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Fauna tanah menjadi komponen biologi tanah karena berperan penting dalam proses penggemburan tanah. Fauna tanah tidak hanya fauna yang hidup di tanah,tetapi juga yang berada di permukaan tanah dan di dalam tanah. Keberadaan fauna tanah sangat bergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk keberlangsungan hidupnya, yaitu ketersediaan bahan organik dan biomassa yang berkaitan dengan siklus karbon dalam tanah. Beare dkk (1995) menyatakan bahwa fauna tanah berpengaruh terhadap karakteristik  fisik, kimia dan biologi tanah, dimana struktur komunitas biotik dapat mempengaruhi siklus biogeokimia  yang  terjadi di dalam tanah. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah  dibedakan menjadi empat kelompok yaitu mikrofauna,mesofauna, makrofauna, dan megafauna (Hindun dkk, 2020)

  • Mikrofauna

Mikrofauna  adalah  fauna  tanah  yang memiliki ukuran diameter tubuh  antara  0,02-0,2Peranan dari mikrofauna tanah pada sifat fisik dan kimia memerankan mikroba (fungi, bakteri, protozoa dan lain-lain) dalam proses perombakan bahan-bahan di dalam tanah (Wibowo & Rizqiyah, 2014). Di dalam tanah mikrofauna berinteraksi dengan makrofauna yang berperan dalam menjaga kesuburan tanah dengan cara menyediakan unsur hara bagi tanaman. Mikrofauna mengendalikan populasi organisme patogen/ racun, memperbaiki struktur tanah, mineralisasi dan pelepasan unsur hara, mencampur bahan bahan organik dengan tanah, dan membantu pendistribusian mikroba. Mikrofauna dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu nematoda dan protozoa.

Nematoda adalah cacing gelang tidak bersegmen. Nematoda menjadi mikrofauna penting selain protozoa yang memiliki keragaman tinggi dan merupakan hewan mikroskopik dengan panjang tubuh < 2mm dengan diameter 0,05 mm. Nematoda sangat sering digunakan menjadi bioindikator karena informasi taksonomi dan peranan makanannya yang cukup tersedia. Nematoda juga menempati posisi sentral pada jaringan makanan seresah (Coto dkk, 2004 ; Anwar dkk, 2008). Hewan yang termasuk nematoda adlah Ominvorious dan Perdaceus. Nematoda tanah dikelompokkan berdasarkan kebutuhan makanan seperti pemakan akar, pemakan rambut akar, pemakan hifa fungi, pemakan bakteri, omnivora, dan juga predator. Kelompok lain dari mikrofauna adalah protozoa yang mempunyai ciri bersel tunggal, memiliki membran nukleas, dapat hidup sendiri ataupun berkelompok, merupakan parasit, dan bergerak menggunakan kaki semua, silia, atau flagella. Jenis protozoa yang banyak dijumpai di tanah basah adalah flagellata. Flagellata bergerak menggunakan flagel yang digunakan juga sebagai alat indra dan alat bantu menangkap makanan. Peran protozoa dalam tanah yaitu dapat menjaga kesuburan tanah dengan menyediakan suplai nitrogen, mengendalikan populasi bakteri, dan sebagai indikator keberadaan sumber minyak, gas, dan mineral (Sulistyowati, 2014).

  • Mesofauna

Mesofauna tanah merupakan hewan yang hidup baik di permukaan maupun di dalam tanah dengan ukuran tubuh 100 µ – < 2 mm. Contoh dari mesofauna tanah, diantaranya adalah sebagai berikut :

    • Collembola

Collembola disebut juga sebagai ekor pegas yang merupakan binatang renik karena berukuran 0,1 – 0,9 mm dan memiliki tubuh yang lunak. Habitat utama dari Collembola adalah permukaan tanah yang banyak mengandung humus dan seresah. Peran dari hewan ini adalah sebagai perombak bahan organik, pemakan jamur dan indikator perubahan keadaan tanah (Niwangtika dan Ibrohim, 2017).

    • Acarina

 Acarina merupakan salah satu fauna tanah yang termasuk pada fillum Arthropoda dan kelas Arthropoda yang memiliki 3 pasang kaki, tubuh berukuran pendek, tidak memiliki segmen yang jelas dan tidak bersayap. Acarina banyak ditemukan pada akar – akar pohon, humus, dan banyak hidup pada tumpukan kayu yang telah membusuk. Acarina berperan untuk dekomposisi seresah, berpengaruh dalam dinamika populasi jamur, dan sebagai kontrol biologi atau predator terhadap telur dan larva nematoda lainnya (Utomo et al. 2019).

    • Enchytraeidae

Enchytraeidae merupakan salah satu jensi cacing tanah yang termasuk ke dalam fillum Annelida karena tubuhnya tersusun atas segmen – segmen cincin. Peran dari Enchytraeidae adalah untuk menyediakan nutrisi yang mudah dimanfaatkan tanaman dari proses metabolismenya, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, serta dapat memperbaiki struktur tanah.

    • Rotifera

Rotifera merupakan salah satu dari fillum Pseudoselomata dengan panjang sekitar 0,1 0,5 mm. Ciri khusus dari Rotifera adalah memiliki cillia / bulu getar pada bagian kepalanya. Secara umum, mesofauna tanah ini berperan sebagai dekomposer yang mampu  mengubah bahan – bahan organik menjadi unsur hara tertentu yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Mesofauna tanah juga dapat mempertahankan dan mengendalikan produktivitas tanah dengan meningkatkan aerasi tanah, infiltrasi air, agregasi tanah, serta mendistribusikan bahan organik tanah (Purwanto et al. 2017). Mesofauna tanah dapat menjadi indikator kesuburan tanah dan memiliki peran penting dalam proses dekomposisi bahan organik di lantai hutan karena bahan organik tanah merupakan sumber energi yang dibutuhkan mesofauna tanah untuk beraktivitas dan melanjutkan hidupnya. Semakin besar kandungan bahan organik di lantai hutan, maka jumlah individu, jumlah jenis dan tingkat keanekaragaman jenis mesofauna tanah akan semakin tinggi (Mahendra et al. 2017).

  • Makrofauna

Makrofauna merupakan fauna tanah yang memiliki diameter tubuh antara 2-20 mm. Secara umum makrofauna berperan besar dalam proses dekomposisi, aliran karbon, redistribusi unsur hara, siklus unsur hara, bioturbasi, dan pembentukan tanah. Peran aktif makrofauna tanah tersebut dapat mempertahankan serta meningkatkan produktivitas tanah dengan dukungan faktor lingkungan disekitarnya. Makrofauna juga berperan besar memperbaiki sifat-sifat fungsional tanah. Oleh karena itu, fauna tanah dapat dijadikan bioindikator. (Nurrohman dkk, 2015).

Contoh fauna tanah yang termasuk makrofauna adalah cacing, semut, dan rayap. Secara spesifik, makrofauna memiliki peran masing masing dalam tanah. Biomassa cacing tanah dapat menjadi bioindikator yang baik untuk mendeteksi perubahan pH, keberadaan horison organik, kelembaban tanah, dan kualitas humus. Rayap berperan dalam pembentukan struktur tanah dan dekomposisi bahan organik. (Anderson dalam Maftu’ah dkk, 2018).

  • Megafauna

Megafauna  tanah  merupakan  hewan  yang  hidup  di  permukaan  tanah  dengan  ukuran  tubuh  berkisar  antara  20  –  200  mm, contohnya  adalah  Megascolicidae,  Insectivore  atau Invertebrata  besar  lainnya  yang  dapat mengubah struktur tanah akibat pergerakan dan perilaku makan. Pada umumnya, megafauna tanah banyak dijumpai di permukaan tanah, seperti bekicot, serangga, cacing tanah, tikus kecil, reptil, dan amfibi. Peran megafauna tanah adalah untuk mengatur komposisi tanah, mengatur proses pelepasan unsur – unsur hara pada tanah dan pelepasannya, mengatur kompetisi antara satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya, dan membantu mendistribusikan ulang bahan organik tanah serta unsur hara

Peran Fauna Tanah dalam Kesuburan Tanah

Fauna tanah memainkan peranan yang sangat vital bagi kesuburan tanah. Segala proses yang ada di dalam tanah sangat bergantung pada keberadaan fauna dalam tanah. Peranan dari fauna tanah antara lain dapat memperbaiki kesuburan tanah dengan menghancurkannya secara fisik, memecah bahan menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas, sebagai parameter kualitas tanah dan membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah. Selain itu fauna tanah berperan juga pada aliran karbon, redistribusi unsur hara, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur tanah (Anderson, 1994).

Sifat fauna tanah yang sensitif terhadap perubahan kondisi lahan banyak menyebabkan hilangnya fauna tanah. Oleh karena itu perlu dikurangi atau dihindarkan dari kemerosotan biodiversitas fauna tanah diantaranya penggunaan herbisida atau bahan kimia lainnya sehingga diharapkan ekosistem lahan tersebut terjaga dengan baik. Sebegitu pentingnya peran fauna dalam kesuburan tanah menjadikan perlunya cara untuk mempertahankan keberadaan fauna dalam tanah. Tanpa bantuan fauna tanah, “sang pahlawan mini” nan jauh di dalam tanah hutan, maka ekosistem akan tidak baik-baik saja.

Penulis : Maria Agustha N B P, Nabila Anggita A, Riska Annisa M

Penyunting : Alnus Meinata

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. M., 1994, Functional Attributes of Biodiversity in Land Use System. In : D.J. Greenland and I. Szabolcs (eds), Soil Resiliense and Sustainable Land Use. CAB International, Oxon.

Anwar, E. K., Ginting, C. B., & Simanungkalit, R. D. M. 2008. Kepadatan Populasi Nematoda pada Lahan Pertanian Organik, Semi Organik, dan Konvensional.

Beare, M.H.D., Coleman, D.C., Crosley, D.A., Hendrix, P.F., and Odum, E.P. 1995. A Hirarchial Approach to Evaluating the Significance of Soil Biodiversity to Biogeochemical Cycling. J. Plant and Soil. 170

Coto, I. Z., & Hardjanto, I. (2004). Mikrobia Sebagai Indikator Kesehatan Tanah.

Hindun, I., Chamisijatin, L., Permana, T. I., & Husamah, H. (2020, March). Keanekaragaman Makro dan Mikrofauna Tanah pada Perkebunan Jeruk Manis (Citrus sinensis L.) Organik dan Anorganik di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi.

Maftu’ah, E., Alwi, M., & Willis, M. (2018). Potensi makrofauna tanah sebagai bioindikator kualitas tanah gambut. Bioscientiae, 2(1).

Mahendra, F., Melya, R., dan Ainin, N. 2017. Populasi dan Keanekaragaman Mesofauna Seresah dan Tanah Akibat Perubahan Tutupan Lahan Hutan di Resort Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal EnviroScienteae, 13 (2) : 128 – 138.

Niwangtika, W., dan Ibrohim. 2017. Kajian Komunitas Ekor Pegas (Collembola) pada Perkebunan Apel (Malus sylvestris Mill.) di Desa Tulungrejo Bumiaji Kota Batu. Jurnal Bioeksperimen, 3 (2) : 76 – 82.

Nurrohman, E., Rahardjanto, A., & Wahyuni, S. (2015). Keanekaragaman makrofauna tanah di kawasan perkebunan coklat (Theobroma cacao l.) sebagai bioindikator kesuburan tanah dan sumber belajar biologi. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia), 1(2).

Purwanto, E., Wawan., dan Wardati. 2017. Kelimpahan Mesofauna Tanah  pada Tegakan Tanaman Karet (Havea brasiliensis Muell. Arg) di Tanah Gambut yang Ditumbuhi dan Tidak Ditumbuhi Mucuna bracteata. Jurnal Online Mahasiswa FAPERTA, 4 (1) : 1 – 12.

Sulistyowati, Eka Susi. 2018. Ensiklopedia Geografi: Tanah. Klaten. Cempaka Putih

Utomo, F.I., Jekti, P., dan Iis, N.A. 2019. Identifikasi Mesofauna Tanah pada Lahan Tanaman Kopi Arabika di Perkebunan KaliBendo Banyuwangi. Jurnal Saintifika, 21 (1) : 39 – 51.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.