Embun Tepung

sumber: Ilmubudidaya.com

Penyakit embun tepung pada tanaman sering terjadi ketika musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, hal ini dapat menyebabkan daun mengalami malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Gejala yang ditimbulkan merupakan gejala nekrosis seperti daun berkerut dan daun berubah warna menjadi kuning hingga kecoklatan. Tanda yang ditunjukkan pada tanaman yang terserang embun tepung yaitu adanya bercak putih pada daun dan batang.

Fase kritis serangan serangan embun tepung terjadi pada periode pertunasan, khususnya pada daun muda yang sedang tumbuh dan buah muda. Kumpulan tepung putih pada daun, tunas, dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun menyebabkan serangan patogen jamur ini lebih dikenal dengan nama penyakit embun tepung (Sumartini dan Mudji , 2017). Penyakit ini dapat terjadi pada varietas yang rentan, adanya sumber patogen di sekitar kebun, dan musim kemarau yang lembab. Suhu tinggi dalam beberapa jam yang kemudian terjadi hujan, akan memicu perkecambahan konidia jamur yang berada di atas permukaan daun. Kemudian penetrasi akan terjadi dalam beberapa jam setelah perkecambahan konidia.

Penyakit embun tepung yang dibiarkan begitu saja dapat merugikan secara ekonomi. Triwiratno., Dkk (2006) melaporkan bahwa semua jenis jeruk rentan terhadap penyakit embun tepung. Serangan patogen jamur Oidium tingitanium pada buah menyebabkan gejala burik kusam permanen pada kulit buah yang menyebabkan buah masuk dalam katagori mutu rendah.  Pengendalian untuk penyakit ini dapat dilakukan dengan memberikan bahan aktif siprokonazol, tembaga hidroksida, atau kapur belerang. Pengendalian paling efektif dilakukan dengan mengunakan bahan aktif siprokonazol yang diberikan menjelang bertunas dan diulang saat daun masih muda (Fariya et al. 2005). Selain itu, dapat digunakan bahan nabati seperti ekstrak daun nimba. Senyawa azadirachtin filtrat pada daun nimba mampu merusak membran sel jamur Oidium tingitanium, sehingga metabolisme sel terganggu dan pertumbuhan sel terhambat. Perbedaan konsentrasi filtrat daun nimba mempengaruhi pertumbuhan embun tepung, diketahui bahwa filtrat daun nimba paling efektif adalah konsentrasi 60g/l, 80g/l dan 100g/l dengan presentase serangan embun tepung 11 %; 14,59%; dan 12,67% (Munah, 2014). Sedangkan pada kasus serangan yang parah pada tunas muda disarankan untuk dipangkas, kemudian dimasukkan kantong plastik (diisolasi) agar dapat mengurangi penyebaran konidia di kebun.

Penulis: Rahmad Cristian Simamorang

Sumber:

Fariya, E., I.. R.  Sastrahidayat, S. Djauhari, A. Triwiratno, 2005. Pengendalian penyakit embun tepung (Oidium tingitanium Carter) pada tanaman jeruk manis menggunakan fungisida. Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya Malang.

Munah, Mei. 2006. Uji efektifitas dosis filtrat daun nimba (Azadirachtan indica) dalam menghambat perkembangan embun tepung (Oidium tingitanium) pada tanaman jeruk siam (Citrus reticulata). Pustaka karya ilmiah Indonesia, Kementerian Riset dan Teknologi RepublikIndonesia.

Sumartini dan mudji Rahayu .2017.Penyakit Embun Tepung dan Cara pengendaliaannya Pada Tanaman Kedelai dan kacang Hijau .Jurnal Litbang Pertanian .Vol.36.No.2:55-66.Balai penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi .Malang.

Triwiratno, A; O. Endarto, dan Yunimar, 2006.. Pengenalan dan pengendalian  penyakit burik kusam dan hama kutu sisik pada jeruk, Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika 2005, Batu, 29 Juli 2005, Puslitbanghorti : 54-74

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.