Titipan Pesan dari Vegetasi Pegunungan

Sumber: Canva.com

Sumber gambar: Canva.com

Titipan Pesan dari Vegetasi Pegunungan

Masyarakat tradisional sekitar hutan di Indonesia memiliki nilai-nilai konservasi biodiversitas yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya setempat. Nilai tersebut menjelma serupa kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan hutan untuk memenuhi kebutuhan. Memang pada dasarnya, seperti pada kajian etnobotani, terdapat hubungan antara manusia dan tumbuhan. Dan, pegunungan yang menjadi salah satu “sanctuary” terakhir dari keanekaragaman, menitipkan pesan mengenai perlunya memaknai nilai konservasi agar kekayaan vegetasinya terwariskan.

Hutan pegunungan merupakan satu dari sekian tipe ekosistem alami yang termasuk formasi hutan tropika basah serta terbentuk di wilayah pegunungan. Vegetasi pada hutan pegunungan sangat lah kaya dengan karakteristik yang khas pada fisiognominya. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari faktor ketinggian. Semakin tinggi suatu wilayah, maka iklim sekitar menjadi lebih sejuk dan lembap sehingga pohon di wilayah pegunungan cenderung  tumbuh memendek, memiliki banyak cabang pohon dan banir, juga kauliflori pada pohon akan semakin jarang. Beberapa pohon yang ada pada vegetasi pegunungan, yaitu Pohon Tusam (Pinus merkusii), Pohon Damar (Agathis dammara), Pohon Puspa (Schima wallichii), dan Pohon Pasang (Lithocarpus spp). Untuk vegetasi bawahnya, terdapat beraneka ragam tumbuhan bawah seperti semak, herba, dan paku-pakuan. Selain bermanfaat bagi ekosistem, tumbuhan bawah memberi benefit pula bagi manusia.

 

Etnobotani Vegetasi Pegunungan (Studi Kasus: Suku Manggarai di Pegunungan Ruteng, Nusa Tenggara Timur)

Sumber gambar: Canva.com

Etnobotani merupakan bagian dari ilmu antropologi yang mempelajari hubungan budaya manusia dengan tumbuhan di sekitarnya. Etnobotani penting untuk dipelajari karena memudahkan peneliti dalam mengulik lebih lanjut pemanfaatan suatu tumbuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Iswandono et al. (2015) memberikan gambaran mengenai pengetahuan etnobotani Suku Manggarai di Pegunungan Ruteng. Suku Manggarai memiliki pengetahuan etnobotani dalam pemanfaatan sumber daya tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti bahan pangan, bahan obat, bahan bangunan, kayu bakar, bahan baku peralatan, bahan tali, kerajinan, dan pakan ternak. Spesies yang dimanfaatkan misalnya:

Sumber gambar: Canva.com

  1. Ampupu (Eucalyptus urophylla S.T.Blake) sebagai bahan bangunan dan kayu bakar;
  2. Ara (Ficus variegata Blume) sebagai bahan obat, bahan pangan, dan pakan ternak, dan ritual;
  3. Bambu pring [Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz] sebagai bahan baku peralatan dan kerajinan;
  4. Sita [Alstonia scholaris (L.) R. Br.] sebagai bahan obat,
  5. Ntorang (Calophyllum soulattri Burm.f.) sebagai bahan pangan;
  6. Pau poco (Mangifera applanata Kosterm.) sebagai bahan pangan; dan
  7. Kaliandra (Calliandra calothryrsus Meisn.) sebagai kayu bakar dan pakan ternak.

 

Pemanfaatan Vegetasi Pegunungan

Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa vegetasi pegunungan memiliki beragam manfaat bagi kehidupan. Berikut beberapa produk nyata dari kekayaan vegetasi pegunungan:

  1. Madu murni kaliandra sebagai pemanfaatan tumbuhan kaliandra
  2. Kerajinan dan anyaman bambu dari bambu
  3. Ara atau Ficus variegata Blume digunakan sebagai bahan baku lilin nabati untuk membatik dan penerangan. Selain itu, ekstrak ethanol Ficus juga mempunyai aktivitas antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas. Kemudian getahnya dapat dipakai untuk mengobati rasa sakit akibat gigi berlubang.
  4. Papan partikel atau bahan komposit sebagai pemanfaatan dari serbuk Alstonia scholaris selain bahan obat-obatan.
  5. Manisan dan selai dari pemanfaatan Mangifera applanata sebagai bahan pangan.

Sumber gambar: https://foresteract.com/pemanfaatan-hutan/

Hutan tidak sekadar harus dilestarikan. Dari kebaikannya dalam menyediakan sekian kekayaan, selayaknya hutan dan manusia dipersaudarakan. Nilai-nilai konservasi patutlah dijalankan. Termasuk pada hutan pegunungan yang mewarisi potensi-potensi vegetasi. Banyak manfaat yang pasti dirasa oleh manusia apabila biodiversitas vegetasi pegunungan terjaga. Mengingat pula bahwa mereka jua menitipkan pesan, melalui angin yang berembus pelan, dan kini telah tersampaikan.

 

Penulis : Maria Agustha N B P, Nabila Anggita A, Riska Annisa M

Penyunting : Alnus Meinata

 

Pustaka:

Ambarwati, L. Kualitas Papan Partikel Kayu Pulai (Alstonia scholaris) dari Hasil Ikutan Pabrik Pensil. https://klikhijau.com/read/mengenal-pohon-ficus-dan-manfaat-istimewa-di-baliknya/

Iswandono, E., Zuhud, E. A. M., Hikmat, A., & Kosmaryandi, N. (2015). Pengetahuan etnobotani Suku Manggarai dan implikasinya terhadap pemanfaatan tumbuhan hutan di Pegunungan Ruteng. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 20(3), 171-181.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.