Jambu biji (Psidium guajava) merupakan tanaman yang dikenal karena bagian tengahnya terdapat biji yang berkumpul dan berukuran kecil. Tanaman ini berasal dari pulau – pulau di Laut Karibia, daratan Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, jambu biji menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia.
Tanaman jambu biji termasuk tanaman perdu, tinggi dapat mencapai 10 meter, tajuknya lebar, dan bercabang. Agar dapat tumbuh dengan optimal, tanaman ini memerlukan tempat dan iklim yang sesuai dengan pertumbuhannya. Jambu ini memerlukan suhu sekitar 23 – 28 ˚C di siang hari dan iklim yang kering serta lembab. Ketinggian tempat yang sesuai adalah kurang dari 1200 meter di atas permukaan laut dan pH yang dibutuhkan tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya yaitu antara 4,5 – 8,2 dan apabila kurang dari itu maka perlu dilakukan proses pengapuran terlebih dahulu.
Menurut Parimin (2005), batang jambu biji memiliki ciri khusus, diantaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat, dan padat. Kulit kayu tanaman jambu biji halus dan mudah terkelupas. Pada fase tertentu, tanaman mengalami pergantian atau peremajaan kulit. Hampir pada setiap bagian tanaman jambu biji dapat dimanfaatkan untuk kehidupan. Misalnya daun dan kulit batang yang diekstrak dapat digunakan untuk mengobati diare, batuk, flu, dan buahnya dapat dikonsumsi segar maupun olahan menjadi berbagai macam produk seperti selai, jeli, pasta, dodol, dan jus.
Penulis: Aditya Yudha P.
Sumber:
https://mekarsari.com/web/agro/jambu-biji/ diakses Jumat, 4 Januari 2019 pukul 21.45
http://www.infoagribisnis.com/2015/04/pohon-jambu/ diakses Jumat, 4 Januari 2019 pukul 22.24
https://lifestyle.kompas.com/read/2008/11/21/09163835/multimanfaat.jambu.biji. Diakses Jumat, 4 Januari 2019 pukul 22.45
Parimin. 2005. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Jakarta: Penebar Swadaya