Sumber : https://pdfslide.net/documents/pembentukan-simbiosis-antara-rhizobium-dan legume.html
Gambar 1. a. Foto bintil akar pada akar tanaman legum; b. Tanaman legum yang sudah mengisi daerah yang telah di rehabilitasi.
Rehabilitas hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga (PP No.76 tahun 2008). Permasalahan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan membutuhkan peran bersama dalam mengatasinya. Salah satu upaya pengembalian fungsi lahan bekas tambang yaitu dengan pertanaman jenis legum.
Legum merupakan tanaman yang memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi sebagai pensuplai nitrogen. Dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara, bakteri yang dimaksud adalah bakteri rhizobium yang melakukan simbiosis dengan tanaman legum. Itulah sebabnya leguminosa merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah (Susetyo, 1983). Oleh karena itu, tanaman legum mampu memulihkan dan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah menjadi lebih subur dan dapat menjadikan tanah kaya unsur hara untuk pertumbuhan tanaman rehabilitasi.
Bakteri rhizobium memasuki asosiasi simbiosis dengan tanaman polongan, menghasilkan bakteri terdiferensiasi yang tertutup dalam kompartemen intraseluler yang disebut simbiosom di dalam nodul pada akar. Nodul dan simbiosom terkait disusun untuk
fiksasi nitrogen yang efisien. Meskipun interaksi ini bermanfaat bagi kedua pasangan, itu tetap terjadi dengan aturan kaku yang secara ketat ditegakkan oleh pabrik. Masuk ke root, sel-sel membutuhkan pengenalan yang tepat dari molekul pensinyalan. Nodul faktor rhizobium, dan pengenalan ini mengaktifkan serangkaian peristiwa, termasuk pertumbuhan ujung akar-rambut terpolarisasi, invaginasi terkait dengan bakteri infeksi, dan promosi pembelahan sel di korteks yang mengarah ke nodul meristem (Oldroyd et al., 2011).
Perintah instalasi dari proses infeksi telah disorot oleh penegakan diferensiasi terminal atas bakteri dalam bintil-bintil dari beberapa legum, dan ini dapat menghasilkan kehilangan viabilitas bakteri sambil memungkinkan fiksasi nitrogen yang efektif. Di sini, meninjau mekanisme tanaman yang memungkinkan infeksi bakteri dan mempromosikan pembentukan nodul, serta rinciannya tentang bagaimana hubungan intim ini bermain di dalam sel-sel nodul dimana pertukaran kompleks metabolit dan peptida pengatur memaksa bakteri ke dalam keadaan seperti organel yang memperbaiki nitrogen untuk melancarkan proses rehabilitasi (Oldroyd et al., 2011).
Penulis: Nina Nurainia
Sumber:
Aksi, A.K.1983.Hijauan Makan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Kanisus. Yogyakarta.
Oldroyd, Giles E.D., Jeremy D. Murray, Philip S. Poole, and J. Allan Downie. 2011. “The
Rules of Engagement in the Legume-Rhizobial Symbiosis.” Annual Review of Genetics. https://doi.org/10.1146/annurev-genet-110410-132549.