Eco-Kultur: Pemberdayaan Masyarakat yang Berbasis Ekowisata Berbudaya

Kegiatan wisata, dewasa ini menjadi tren yang banyak diadopsi menjadi alternatif pemanfaatan sumber daya hutan. Kegiatan wisata tersebut umumnya dibangun di atas konsep utuh ekowisata dan wisata alam. Apabila kita melihat lebih jauh pada kegiatan wisata ini, kita akan melihat bahwa cara pandang masyarakat terhadap sumber daya hutan sudah bergeser. Hutan yang awalnya dipandang sebagai alat produksi kayu, sekarang sudah mulai dipandang sebagai salah satu obyek rekreasi yang menarik. Ekowisata ini merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan sesuai dengan daya dukung ekosistem hutan. Perspektif tersebut yang kemudian, secara perlahan, mulai mengembalikan ekosistem hutan kepada satu fungsi utuh sebagai sistem penyangga kehidupan. Penyangga kehidupan di sini adalah fungsi hutan dalam menjaga kelestarian air, oksigen, penyerap karbon, dll.

Hutan Wanagama I yang terletak di kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 35 kilometer dari kota Yogyakarta merupakan ekosistem hutan hasil rehabilitasi lahan batu bertanah, menjadi salah satu representasi ekosistem hutan lengkap dengan berbagai fungsi dan interaksi yang khas. Status kawasan yang memiliki luas 599,7 hektar adalah kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk pendidikan, penelitian, dan pengajaran. Hutan Wanagama juga merupakan habitat bagi flora dan fauna, baik lokal maupun yang dikembang biakan secara ex—situ, serta menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan. Pola keterkaitan dan interaksi antara hutan Wanagama dengan masyarakat dapat dilihat dengan adanya sebagian lahan di Hutan Wanagama yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat dan aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan Wanagama. Selain itu, beberapa masyarakat masih memanfaatkan hasil hutan untuk membangun rumahnya, beberapa mata air di Wanagama juga digunakan masyarakat sebagai lokasi upacara adat Rasulan. Hutan Wanagama I juga menyimpan banyak potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan maupun kegiatan wisata. Terkait dengan potensi wisatanya, hutan Wanagama memiliki nilai jual dari aspek sumber daya alam, cerita sejarah, dan kebudayaan masyarakat di sekitar hutan Wanagama.

Ketiga unsur tersebut sampai saat ini masih dikembangkan bahkan dijaga secara terpisah, padahal ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan berkembang di dalam satu tempat yaitu hutan Wanagama. Berangkat dari pemikiran tersebut, muncul gagasan dari beberapa mahasiswa, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan UGM, untuk mengembangkan konsep kegiatan wisata yang mampu memadukan ketiga unsur tersebut. Konsep kegiatan wisata tersebut dibangun berlandaskan kegiatan ekowisata yang memadukan potensi ekosistem hutan dan kebudayaan lokal. Kegiatan wisata ini yang kemudian diberi nama “ECO-Kultur”.

ECO-Kultur merupakan kegiatan wisata yang memadukan ekowisata dengan unsur ekosistem hutan dan kebudayaan sebagai nilai jualnya beserta aspek kelestarian berbagai elemen terkait di dalamnya. Unsur sejarah dan kebudayaan ini diangkat secara langsung melalui keterlibatan masyarakat sekitar sebagai pelaku utama dalam kegiatan wisata. Partisipasi dari masyarakat ini juga merupakan nilai tambah tersendiri untuk konsep kegiatan wisata ini. Jadi, kehadiran wisata ECO-kultur ini selain memberikan pemasukan tambahan untuk pihak pengelola hutan Wanagama juga memberikan pendapatan untuk masyarakat serta menjadi media pemberdayaan masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian ekosistem Wanagama. ECO-Kultur ini dikemas dalam bentuk dua kegiatan pokok, yaitu pendidikan dan perlindungan lingkungan dalam bentuk jelajah alam, serta live in bersama masyarakat. Kegiatan wisata ini tidak hanya menyasar kelompok usia remaja atau tua. Namun lebih diarahkan untuk dapat dinikmati semua umur. Bentuk kegiatan wisata ini dikemas dalam paket-paket wisata dimana setiap paket memiliki fokus nilai pembelajaran tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.