Kepel (Stelechocarpus burahol) merupakan salah satu tanaman buah dari famili Annonaceae. Pohon ini tumbuh optimal pada kondisi tanah yang subur, berhumus dan lembab pada ketinggian 150-300 mdpl. Pohon kepel berbatang besar dan tingginya dapat mencapai 20 meter, permukaan batangnya terdapat benjolan-benjolan akibat bekas tumbuhnya tangkai bunga dan buah, karena buahnya langsung tumbuh pada batang atau biasa disebut dengan kauliflori (Kusmiyati dkk, 2005).
Pohon Kepel berbentuk pyramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara. Flush atau daun muda yang muncul secara serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah sebelum berubah lagi menjadi hijau cemerlang merupakan nilai estetika dari pohon ini. Tanaman ini memunculkan flush setiap 2 bulan sekali. Setiap pucuk yang muncul berkisar 2-7 daun (Sunarto 1992).
Tanaman kepel dapat berbunga setelah berumur 8 tahun. Bunga biasanya muncul pada bulan September-Oktober. Buah kepe merupakan buah khas Yogyakarta yang dapat dipanen selama 6 bulan setelah berbunga yaitu pada bulan Maret-April (Sunarto 1992). Buah kepel berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan hampir mirip dengan buah sawo. Buah ini merupakan buah yang unik karena buah langsung tumbuh pada batang utama dari pohon, atau biasa disebut sebagai kauliflori. Selain itu buah kepel dan daunnya juga bermanfaat seperti untuk pembuatan kosmetik anti aging, obat kolesterol, dan parfum.
Penulis : Asni Nur K
Referensi:
Kusmiyati E, P Hastoeti dan Gusmailina. 2005. Potensi burahol sebagai komoditi hasil hutan bukan kayu yang terancam punah. Info Hasil Hutan 11(1): 916.
Sunarto, A. T. 1992. Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f. & Thomson dalam Verheij, E.W.M. and R.E. Cornel, (eds.). Plant Resources of South East Asia NO.2. Edible fruits and nuts. Leiden: Backhuys Publishers. Hal 290-291 .