www.greeners.co
Eboni (Diospyros celebica) merupakan pohon endemik dari daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Pohon Eboni memiliki tinggi hingga 40 meter dengan diameter batang kayu mencapai 1 meter. Kayu Eboni memiliki ciri-ciri tertentu diantaranya : berwarna coklat gelap, agak kehitaman, bertekstur halus dengan arah serat kayu yang lurus atau sedikit berpadu serta pemukaan kayu yang licin. Penggunaan dari kayu eboni untuk membuat tiang jembatan, perabot rumah tangga, patung, alat musik, dan ukiran (Kurniawan dan Bayu, 2010).
Eboni dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah seperti tanah berkapur, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah berbatu yang tidak tergenang air (Santoso dkk., 2002). Ketinggian tempat tumbuh eoni dari 50 – 400 meter di atas permukaan laut, apabila ditanam pada ketinggian di atas 600 meter maka pertumbuhannya akan kurang baik (Santoso, 1997 dalam Santoso dkk., 2002). Menurut Soerianegara (1997 dalam Santoso dkk., 2002) menjelaskan bahwa curah hujan yang berkisar 2000 – 2500 mm/tahun merupakan curah hujan yang baik dalam mendukung pertumbuhan pohon eboni. Akan tetapi, Pohon eboni masih dapat ditanam pada daerah kering dengan curah hujan 1230 mm/tahun, daerah bermusim dengan curah hujan 700 mm/tahun, dan daerah paling basah dengan curah hujan 2400- 2750 mm/tahun (Santoso, 1997).
Soerianegara (1997 dalam Santoso dkk., 2002) menjelaskan bahwa eboni merupakan tanaman berumah satu. Tanaman berumah satu adalah tanaman yang dalam satu pohon dapat dijumpai bunga jantan dan betina. Selain itu, Eboni memiliki biji dengan tipe rekalsitran. Tipe biji seperti ini tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama dan segera harus ditanam setelah berkecambah.
Penulis : Heriyanto
Editor : Lina Dwi Lestari
Daftar pustaka :
Santoso B., Chairil A. dan Sahara N. 2002. Pembudidayaan Pohon Eboni (Diospyros celebica Bakh.). Berita Biologi. Vol 6 (2) : 277- 282.
Kurniawan dan Bayu P. 2010. Mengenal Hewan dan Tumbuhan Asli Indonesia. Cikal Aksara. Jakarta.
Sumber gambar :
https://www.greeners.co