Embun Tepung

sumber: Ilmubudidaya.com

Penyakit embun tepung pada tanaman sering terjadi ketika musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, hal ini dapat menyebabkan daun mengalami malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Gejala yang ditimbulkan merupakan gejala nekrosis seperti daun berkerut dan daun berubah warna menjadi kuning hingga kecoklatan. Tanda yang ditunjukkan pada tanaman yang terserang embun tepung yaitu adanya bercak putih pada daun dan batang.

Fase kritis serangan serangan embun tepung terjadi pada periode pertunasan, khususnya pada daun muda yang sedang tumbuh dan buah muda. Kumpulan tepung putih pada daun, tunas, dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun menyebabkan serangan patogen jamur ini lebih dikenal dengan nama penyakit embun tepung (Sumartini dan Mudji , 2017). Penyakit ini dapat terjadi pada varietas yang rentan, adanya sumber patogen di sekitar kebun, dan musim kemarau yang lembab. Suhu tinggi dalam beberapa jam yang kemudian terjadi hujan, akan memicu perkecambahan konidia jamur yang berada di atas permukaan daun. Kemudian penetrasi akan terjadi dalam beberapa jam setelah perkecambahan konidia. read more

Baca Selengkapnya

Pohon Kayu Putih (Melaleuca cajuputi)

source : krcibodas.lipi.go.id

Kayu putih (Melaleuca cajuputi subsp. cajuputi) secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Myrtales, famili Myrtaceae, genus Melaleuca, dan spesies Melaleuca cajuputi, Sub spesies Melaleuca cajuputi subsp. cajuputi (Craven dan Barlow, 1997). Tanaman ini merupakan salah satu jenis penghasil minyak atsiri yang cukup menjanjikan. Kebutuhan kayu putih di Indonesia yang mencapai angka 1500 ton per tahun baru dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri kurang lebih 500 ton per tahun. Angka tersebut sangat jauh dari permintaan kebutuhan kayu putih di dalam negeri, sehingga saat ini kayu putih terus dibudidayakan secara komersial agar kebutuhan industri dapat terpenuhi  (Kartikawati dkk., 2014). read more

Baca Selengkapnya

Jamur Arbuskular Mikoriza sebagai Solusi Penanganan Tanah Tercemar

Gambar Jamur Arbuskular Mikoriza di bawah mikroskop

Sumber : Deguchi et al., 2017

Urbanisasi dan industrialisasi akhir dekade ini mengalami pertumbuhan yang pesat. Seiring dengan berkembangnya urbanisasi dan industrialisasi maka peningkatan kontaminasi khususnya terhadap tanah juga semakin tinggi akibat limbah yang dihasilkan oleh kedua sektor tersebut. Kerusakan tanah karena keberadaan zat kontaminan dapat menyebabkan tanah sulit untuk ditumbuhi oleh tanaman. Dampak dari hal tersebut adalah gagalnya proses rehabilitasi pada daerah-daerah dengan tanah terkontaminasi. Kontaminan dari sektor urbanisasi dan industrialisasi antara lain adalah Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Merkuri (Hg), dan Arsenik (As) yang tidak memiliki fungsi biologis (Cabral et al., 2015). Apabila keberadaan logam-logam tersebut di alam melebihi ambang batas maka dapat bersifat toxic pada tanaman. Aternatif yang dapat diterapkan untuk menangani hal tersebut adalah melalui penggunaan teknologi fitoremediasi. read more

Baca Selengkapnya

Agroforestri Jagung dan Kedelai Hitam di Gunungkidul

c.mi.com/thread-393104-1-0.html

Gambar 1. Agroforestry Kayu Putih

Persoalan terkait agroforestri menjadi topik yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Sering menjadi pertanyaan apakah agroforestri telah menerapkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial serta keterbatasan lahan dan alih fungsi lahan yang sangat merugikan bagi lingkungan. Lahan yang terbatas di Gunungkidul menjadi tantangan tersendiri bagi pesanggem yang harus memanfaatkan keterbatasan lahan seoptimal mungkin. Masalah keterbatasan lahan ini dapat diselesaikan salah satunya dengan agroforestri. Sistem agroforestri kayu putih di Gunung kidul mengkombinasikan tegakan kayu putih dengan komoditi pertanian berupa jagung dan kedelai hitam. Menurut Nasution (2004) jagung dan kedelai termasuk tanaman pokok dalam menyangga ketahanan pangan nasional, sehingga harus dioptimalkan dalam produksinya (Elonard, 2015) read more

Baca Selengkapnya

Mamar sebagai Model Hutan Rakyat di Timor Barat dalam Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis

www.commons.wikimedia.org

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan adalah salah satu usaha untuk memperbaiki kondisi hutan yang mengalami degradasi. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai cara yang efektif karena dengan menanami lahan-lahan yang tidak produktif akan mengembalikan fungsi dan produktifitas hutan (Wahid, 2008). Arah kebijakan dalam kegiatan pengelolaan hutan dan kehutanan saat ini adalah rehabilitasi lahan terdegradasi dan konservasi sumberdaya hayati dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatannya. Hal ini disebabkan oleh laju peningkatan lahan kritis yang cukup tinggi (Gerson dkk., 2008). read more

Baca Selengkapnya

Agroforestri dalam Meningkatkan Produktivitas Tanah

Produktivitas tanah di Indonesia masih relatif rendah akibat tingginya intensitas hujan (>2.500 mm/tahun). Hal ini menyebabkan sebagian lahan ditinggalkan oleh penggarapnya sehingga lahan ditumbuhi alang-alang dan semak. Oleh karena itu, dengan adanya sistem agroforestri diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas tanah. Selain itu, sistem agroforestri juga mampu menekan populasi gulma (Suryani, 2012).

Sumber: forda-mof.org

Gambar 1. Sistem Sloping Agricultural Land Technology (SALT) read more

Baca Selengkapnya

Manfaat Tanaman Legum untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Sumber : https://pdfslide.net/documents/pembentukan-simbiosis-antara-rhizobium-dan legume.html

Gambar 1. a. Foto bintil akar pada akar tanaman legum; b. Tanaman legum yang sudah mengisi daerah yang telah di rehabilitasi.

Rehabilitas hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga (PP No.76 tahun 2008). Permasalahan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan membutuhkan peran bersama dalam mengatasinya. Salah satu upaya pengembalian fungsi lahan bekas tambang yaitu dengan pertanaman jenis legum. read more

Baca Selengkapnya

Rehabilitasi Hutan di Indonesia

                  Sumber : ekonomi.bisnis.com

Degradasi hutanta banyaknya lahan kritis memberikan berbagai macam efek buruk, sehingga diperlukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan untuk menekan degradasi hutan dan memperbaiki lahan kritis tersebut (Brown, 1994). Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) bertujuan memulihkan kondisi hutan dan lahan sehingga dapat berfungsi kembali secara normal dan lestari sebagai sistem penyangga kehidupan. Menurut Peraturan Pemerintah No 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, rehabilitasi hutan dan lahan bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Pada kawasan hutan yang terdegradasi perlu dilakukan adanya rehabilitasi untuk menggembalikan fungsi awal dari hutan tersebut. read more

Baca Selengkapnya

Etiolasi pada Semai Dictyoneura acuminata Blume

Sumber : journal.ipb.ac.id

Gambar 1. a. Foto Etiolasi di tempat gelap; b. Daun dan buah Dictyoneura acuminate Blume

Dictyoneura acuminata Blume adalah salah satu spesies dari Sapindaceae yang berasal dari Kalimantan (Sabah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur), Filipina, Sulawesi, Maluku, dan Papua Nungini. Secara ekonomi, D.acuminatais biasanya digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki daun dan bunga yang menarik, Ketinggian D.acuminata seedling dipengaruhi oleh cahaya. Bibit bisa tumbuh lebih tinggi ketika intensitas cahaya menurun, proses yang disebut etiolasi (Wardani et al., 2016). read more

Baca Selengkapnya