Agroforestri Jagung dan Kedelai Hitam di Gunungkidul

c.mi.com/thread-393104-1-0.html

Gambar 1. Agroforestry Kayu Putih

Persoalan terkait agroforestri menjadi topik yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Sering menjadi pertanyaan apakah agroforestri telah menerapkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial serta keterbatasan lahan dan alih fungsi lahan yang sangat merugikan bagi lingkungan. Lahan yang terbatas di Gunungkidul menjadi tantangan tersendiri bagi pesanggem yang harus memanfaatkan keterbatasan lahan seoptimal mungkin. Masalah keterbatasan lahan ini dapat diselesaikan salah satunya dengan agroforestri. Sistem agroforestri kayu putih di Gunung kidul mengkombinasikan tegakan kayu putih dengan komoditi pertanian berupa jagung dan kedelai hitam. Menurut Nasution (2004) jagung dan kedelai termasuk tanaman pokok dalam menyangga ketahanan pangan nasional, sehingga harus dioptimalkan dalam produksinya (Elonard, 2015) read more

Baca Selengkapnya

Mamar sebagai Model Hutan Rakyat di Timor Barat dalam Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis

www.commons.wikimedia.org

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan adalah salah satu usaha untuk memperbaiki kondisi hutan yang mengalami degradasi. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai cara yang efektif karena dengan menanami lahan-lahan yang tidak produktif akan mengembalikan fungsi dan produktifitas hutan (Wahid, 2008). Arah kebijakan dalam kegiatan pengelolaan hutan dan kehutanan saat ini adalah rehabilitasi lahan terdegradasi dan konservasi sumberdaya hayati dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatannya. Hal ini disebabkan oleh laju peningkatan lahan kritis yang cukup tinggi (Gerson dkk., 2008). read more

Baca Selengkapnya

Agroforestri dalam Meningkatkan Produktivitas Tanah

Produktivitas tanah di Indonesia masih relatif rendah akibat tingginya intensitas hujan (>2.500 mm/tahun). Hal ini menyebabkan sebagian lahan ditinggalkan oleh penggarapnya sehingga lahan ditumbuhi alang-alang dan semak. Oleh karena itu, dengan adanya sistem agroforestri diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas tanah. Selain itu, sistem agroforestri juga mampu menekan populasi gulma (Suryani, 2012).

Sumber: forda-mof.org

Gambar 1. Sistem Sloping Agricultural Land Technology (SALT) read more

Baca Selengkapnya

Manfaat Tanaman Legum untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Sumber : https://pdfslide.net/documents/pembentukan-simbiosis-antara-rhizobium-dan legume.html

Gambar 1. a. Foto bintil akar pada akar tanaman legum; b. Tanaman legum yang sudah mengisi daerah yang telah di rehabilitasi.

Rehabilitas hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga (PP No.76 tahun 2008). Permasalahan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan membutuhkan peran bersama dalam mengatasinya. Salah satu upaya pengembalian fungsi lahan bekas tambang yaitu dengan pertanaman jenis legum. read more

Baca Selengkapnya

Rehabilitasi Hutan di Indonesia

                  Sumber : ekonomi.bisnis.com

Degradasi hutanta banyaknya lahan kritis memberikan berbagai macam efek buruk, sehingga diperlukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan untuk menekan degradasi hutan dan memperbaiki lahan kritis tersebut (Brown, 1994). Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) bertujuan memulihkan kondisi hutan dan lahan sehingga dapat berfungsi kembali secara normal dan lestari sebagai sistem penyangga kehidupan. Menurut Peraturan Pemerintah No 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, rehabilitasi hutan dan lahan bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Pada kawasan hutan yang terdegradasi perlu dilakukan adanya rehabilitasi untuk menggembalikan fungsi awal dari hutan tersebut. read more

Baca Selengkapnya

Etiolasi pada Semai Dictyoneura acuminata Blume

Sumber : journal.ipb.ac.id

Gambar 1. a. Foto Etiolasi di tempat gelap; b. Daun dan buah Dictyoneura acuminate Blume

Dictyoneura acuminata Blume adalah salah satu spesies dari Sapindaceae yang berasal dari Kalimantan (Sabah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur), Filipina, Sulawesi, Maluku, dan Papua Nungini. Secara ekonomi, D.acuminatais biasanya digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki daun dan bunga yang menarik, Ketinggian D.acuminata seedling dipengaruhi oleh cahaya. Bibit bisa tumbuh lebih tinggi ketika intensitas cahaya menurun, proses yang disebut etiolasi (Wardani et al., 2016). read more

Baca Selengkapnya

Penyakit Embun Jelaga: Penyebaran dan Pengendaliannya

Gambar 1. Penyakit embun jelaga pada daun cendana (Yuliah, dkk., 2017)

Tahukah kamu? Beberapa tanaman sering terserang penyakit embun jelaga. Gejala tanaman yang terserang embun jelaga awalnya ditandai dengan adanya bercak putih pada daun bagian bawah. Bercak putih itu berkembang cepat dan membentuk lapisan kehitaman dan lengket di permukaan daun. Bercak putih tersebut merupakan jamur penyebab embun jelaga (Pusluhtan Kementan, 2019). Terdapat dua patogen penyebab penyakit embun jelaga, yaitu patogen Meliola sp. yang menyebabkan kematian pada sel-sel jaringan tanaman dan Capnodium sp. yang hanya menghambat pertumbuhan tanaman (Yuliah dkk., 2017). read more

Baca Selengkapnya

HIMPUNAN MAHASISWA BUDIDAYA HUTAN (HIMABA) FAKULTAS KEHUTANAN UGM BERSAMA MASYARAKAT MELAKUKAN KEGIATAN PENANAMAN DI GUNUNGKIDUL

Penulis : Galang Rama Asyari

Editor  : Wawan Sadewo

Gunungkidul (9/2/2020), Himpunan Mahasiswa Budidaya Hutan (HIMABA) Fakultas Kehutanan UGM melakukan kegiatan penanaman bersama masyarakat di Petak 84, RPH Menggoran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bagian dari rangkaian Program Forester in Action #3 yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun. Luas lahan yang ditanami adalah seluas dua hektar. Lahan tersebut merupakan bagian dari wilayah kelola KPH Yogyakarta yang dikelola bersama masyarakat. Jumlah total bibit yang ditanam adalah 2.500 bibit. Jenis bibit yang ditanam merupakan kombinasi tanaman keras kehutanan yang terdiri dari jenis jati, sengon, dan cemara serta tanaman MPTS (Multy Puspose Tree Spesies) yang terdiri dari jenis nangka, sirsak, mangga, dan jambu biji. read more

Baca Selengkapnya

Mengenal Lebih Dekat “Si Kayu Besi”

Hutan hujan tropika basah ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Umumnya hutan jenis ini didominasi oleh famili Dipterocarpaceae ang sudah dikenal oleh masyarakat terutama dari jenis meranti, kapur, dan keruing. Selain jenis-jenis tersebut ada satu jenis pohon yang sangat terkenal luas karena kekuatannya, yaitu ulin. Jenis ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga banyak diminati masyarakat. Ada berbagai nama daerah untuk Ulin, antara lain bulian, bulian rambai, onglen (Sumatera Selatan), belian, tabulin, telian, tulian dan ulin (Kalimantan). Sedangkan berdasarkan botani dinamakan Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn dan digolongkan suku Lauraceae. Nama-nama botani lain yang digunakan untuk ulin dan merupakan sinonim adalah Eusideroxylon malagangai Sym. dan Eusideroxylon borneense F. Villar (Sidiyasa dan Juliat, 2001). read more

Baca Selengkapnya

Penyakit Karat Tumor pada Sengon (Falcataria mollucana) dan Pengendaliannya

Sumber : https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/Cover1.pdf

Sengon (Falcataria moluccana L. Nielsen) merupakan spesies tanaman berkayu yang banyak ditanam oleh masyarakat karena merupakan tanaman fast growing species. Tanaman fast growing species adalah tanaman yang dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif singkat. Selain itu sengon memiliki nilai ekonomi tinggi karena kayunya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan baku batang korek api dan pensil, bahan bangunan atau mebel, kayu lapis (plywood), papan partikel (participle board), atau papan serat (fiber board), dan bahan baku pulp atau kertas, serta dapat digunakan sebagai kayu bakar untuk keperluan rumah tangga. Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, perakaran sengon juga dapat meningkatkan kesuburan tanah karena sistem perakaran sengon memiliki nodul-nodul akar yang dapat mengikat nitrogen dari udara (Corryanti dan Novianti, 2015). read more

Baca Selengkapnya