Si Ironwood Asli Borneo

Ulin (Eusideroxylon zwageri) merupakan salah satu jenis pohon penyusun hutan tropika basah asli Kalimantan. Pohon dari famili Dipterocarpaceae ini tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari hutan dataran rendah hingga hutan pada ketinggian 800 m dpl (Prastyono and Susanto 2015). Kayu dari pohon ulin ini termasuk istimewa. Kayu ulin menjadi jenis favorit untuk perdagangan lokal maupun komoditas ekspor sebagai bahan bangunan maupun furnitur bernilai tinggi karena termasuk dalam kelas I untuk kekuatan dan keawetannya (Martawijaya et al., 2005).

Maraknya isu illegal logging, eksploitasi tidak terkendali, dan alih peruntukan serta kebakaran hutan menyebabkan keberadaan ulin di alam begitu mengkhawatirkan. Apalagi ditambah sifatnya yang slow growing membuat masyarakat kurang berminat untuk membudidayakan Borneo Ironwood ini. Kondisi tersebut menjadikan ulin masuk ke dalam kategori IUCN 2.3 (International Union for Conservatian of Nature) berstatus rentan. Tidak hanya itu, ulin juga masuk ke dalam daftar tanaman yang ada pada Apendiks II CITES (Convention International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) sehingga konservasi sumberdaya genetik dan budidaya terhadap jenis tersebut perlu segera dilakukan (Prastyono, 2014).

Upaya konservasi genetik dan budidaya ulin mulai dilakukan oleh Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta sejak tahun 2003. Sampai sekarang, belum banyak informasi mengenai keragaman genetik anakan alam ulin. Namun, berdasarkan ciri-ciri sebaran buah ulin yang mengikuti gravitasi dan dapat terbelah lalu tumbuh menjadi lebih dari satu individu klon, memungkinkan keragaman genetik jenis ini tidak terlalu tinggi (I.L.G. Nurtjahjaningsih et al.,  2017). Bibit ulin dapat diperoleh dari permudaan alam melalui penyemaian biji, cabutan, dan puteran. Pengadaan bibit ulin juga dapat dilakukan dengan stek pucuk tetapi persentase keberhasilannya rendah (Effendi, 2009).

 

Penulis : Fazlur Rahman

 

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Riskan. 2009. “KAYU ULIN DI KALIMANTAN : POTENSI, MANFAAT, PERMASALAHAN DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK KELESTARIANNYA.” Analisis Kebijakan Kehutanan 6 (3): 161–68.

I.L.G. Nurtjahjaningsih, Sukartiningsih, Anna Puspa Amarta Saranti, Purnamila Sulistyawati, and dan Anto Rimbawanto. 2017. “Genetic Relationship of Ulin ( Eusideroxylon Zwageri Teijsm . & Binn .) Wildlings Using Random Amplified Polymorphism DNA Markers.” Pemuliaan Tanaman Hutan 11 (1): 179–82.

Prastyono, and Mudji Susanto. 2015. “VARIASI SIFAT PERTUMBUHAN ULIN (Eusideroxylon Zwageri T. et B.) PADA UJI KETURUNAN DI BONDOWOSO.” WASIAN 2 (2): 79–86.

Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kadir. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

Prastyono. 2014. Variasi Pertumbuhan Pada Uji Provenan Ulin Di Bondowoso. Jurnal Wana Benih. 15 (2): 73-80.

 

Sumber gambar :

Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri). Sumber gambar: https://foresteract.com/pohon-ulin-eusideroxylon-zwageri/ diakses pada 3 Januari 2019.

Biji Ulin. Sumber gambar: https://foresteract.com/pohon-ulin-eusideroxylon-zwageri/ diakses pada 3 Januari 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.