Penyakit abiotik bersifat tidak menular dan non-infeksius, lingkungan penyebabnya disebut fisiopath. Salah satu contoh penyakit hutan yang disebabkan faktor abiotik adalah klorosis. Klorosis disebabkan oleh kurang atau tidak terbentuknya klorofil akibat racun patogen, kekurangan mineral, pencemaran udara, kekurangan air, atau karena bahan kimia. Klorosis termasuk dalam tipe gejala atrofi (hipoplastik), yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sebagian atau seluruh jaringan tanaman. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Stalin dkk. pada tahun 2013 dengan menggunakan metode Forest Health Monitoring menyatakan bahwa kerusakan terbanyak akibat faktor abiotik pada pohon yang ditemukan adalah klorosis. Kerusakan ini ditandai dengan perubahan yang disebabkan oleh rusaknya klorofil (zat hijau daun), akibat kekurangan cahaya matahari, atau karena serangan penyakit. Perubahan warna juga terjadi dalam bentuk bercak-bercak cokelat karat, ungu, hitam, kelabu, atau bersama-sama. Rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya daun yang lazimnya berwarna hijau. Gejala ini sering mendahalui gejala nekrosis. Perubahan warna pada daun akan disesuaikan dengan jumlah kekurangan unsur mineral tertentu.
Penulis : Khaerani Nur Laelita
Editor : Wawan Sadewo
Daftar Pustaka :
Stalin, M., Diba F., dan Husni H,.2013. Analisis Kerusakan Pohon di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. Vol 1, No 2. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura.
Sumber Gambar:
https://brainly.co.id/tugas/3678963
belajartani.com