Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global yang memerlukan upaya mitigasi dari berbagai sektor. Permasalahan ini cukup menarik perhatian masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dan menyuarakan dampak dari perubahan iklim. Terjadinya perubahan iklim memberikan dampak serius yang nyata terhadap kenaikan permukaan air laut, terganggunya ekosistem, serta penurunan dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dalam mitigasi perubahan iklim, khususnya pada lahan basah seperti mangrove, perlu untuk dilakukan karena perannya yang penting dalam menyerap karbon (D. Were et al., 2019; Baharizki et al., 2024). Menurut Imburi et al. (2024) dalam Ramadhan & Sofyana (2025), kawasan mangrove mampu menyerap karbon hingga lima kali lebih banyak dibandingkan hutan terestrial.
Penulis: himaba.fkt
Fenomena Hujan Es di Jogja: Dampak Perubahan Iklim

Pada tanggal 11 Februari 2025, wilayah Yogyakarta dikejutkan oleh fenomena hujan es yang cukup signifikan. Kejadian ini, meskipun tidak sepenuhnya asing, menimbulkan pertanyaan mengenai frekuensi dan intensitasnya yang mungkin dipengaruhi oleh perubahan iklim global. Hujan es terbentuk dalam awan cumulonimbus yang memiliki arus udara naik (updraft) yang kuat, mampu menahan partikel air di lapisan atmosfer yang sangat dingin hingga membeku menjadi es dengan berbagai ukuran sebelum akhirnya jatuh ke permukaan bumi (Wallace & Hobbs, 2006). Perubahan iklim, yang salah satu pemicunya adalah deforestasi atau kerusakan hutan, dapat memengaruhi pola cuaca ekstrem seperti ini. Hutan memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan hidrologis dan termal suatu wilayah. Kerusakan hutan mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca utama penyebab pemanasan global, serta mengganggu siklus air yang berpotensi meningkatkan instabilitas atmosfer dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem (IPCC, 2021).
Persemaian dan Urgensinya
Apasih Persemaian Itu?
Persemaian merupakan areal yang sengaja dibangun untuk memproduksi bibit sehingga dapat menghasilkan semai dengan mutu baik, siap ditanam di lapangan, dan nantinya dapat meningkatkan keberhasilan tanam. Mulai dari persemaian inilah kita dapat memberikan berbagai perlakuan pada benih sehingga dapat menjadi bibit dengan adaptabilitas tinggi di lapangan.
Dalam persiapan bahan pertanaman, persemaian dibuat untuk:
- Mendapatkan bibit siap tanam dengan kualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan penanaman.
- Mendapatkan bibit dengan pertumbuhan baik dan sehat melalui tahapan seleksi.
- Menjamin ketersediaan bibit pada waktu yang tepat sehingga dapat mendukung rencana penanaman.
Nahh setelah mengetahui pengertian dan tujuan persemaian, dalam bangunannya persemaian terbagi menjadi persemaian sementara dan persemaian permanen.
KARIB 2025 Ruang Kolaboratif: Sinergi Silvikulturis dalam Membangun Koneksi dan Kreativitas
Keakraban Rimbawan atau yang biasanya disebut KARIB adalah salah satu program kerja dari Komisi Jaringan dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Budidaya Hutan (HIMABA). Tahun ini KARIB menggandeng Tree Grower Community (TGC) dari Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2025. HIMABA dan TGC merupakan dua organisasi mahasiswa yang memiliki fokus pada bidang silvikultur. Sebagai bagian dari civitas akademik yang aktif di bidang kehutanan, keduanya memiliki peran penting dalam mengembangkan kapasitas anggotanya melalui berbagai program berbasis keilmuan, keterampilan, dan kepemimpinan. Tema yang diangkat pada program kerja ini adalah Ruang Kolaboratif: Sinergi Silvikulturis dalam Membangun Koneksi dan Kreativitas. KARIB dilaksanakan dengan berbagai rangkaian acara.
Restorasi Lahan Karst
Sumber : depositphotos.com
Lahan karst memiliki keunikan tersendiri, terutama karena tersusun dari batuan gamping (CaCO₃) yang mudah larut. Pembentukan lahan ini disebabkan oleh proses pelarutan kimiawi antara air hujan yang bersifat asam dan karbon dioksida (CO₂) di atmosfer, membentuk asam karbonat (H₂CO₃) yang melarutkan batuan kapur secara bertahap. Pelarutan yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama membentuk bentang alam khas baik di permukaan (eksokarst) maupun di bawah permukaan (endokarst). Akibat proses pelarutan akan terbentuk lorong-lorong secara vertikal dan horizontal dengan berbagai variasi ukuran dan bentuk yang saling terhubung,disebut sebagai sistem perguaan (cave system) atau drainase bawah tanah (Nugroho et al., 2020)
Mengenal Karbon Organik Tanah
Karbon organik tanah merupakan komponen penting dalam struktur dan fungsi tanah. Karbon organik ini terbentuk dari residu tanaman, hewan, dan mikroorganisme, serta dapat berubah menjadi berbagai fraksi karbon yang berbeda dalam waktu yang beragam, mulai dari karbon labil yang terbentuk dalam waktu singkat hingga karbon stabil yang memerlukan waktu lama untuk terbentuk (Prasetya et al., 2022). Karbon organik tanah dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air, dan mendukung aktivitas biologi tanah yang esensial bagi pertumbuhan tanaman sehingga keberadaannya merupakan komponen yang penting. Selain itu, karbon organik juga berperan dalam siklus karbon global, di mana tanah berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon, sehingga penting dalam konteks perubahan iklim (Siringoringo, 2014).
Efektivitas Pohon Asam dan Tabebuya sebagai Tanaman Jalur Hijau Jalan Affandi
Memanasnya Kota Yogyakarta disebabkan tingginya gas emisi (komponen gas-gas dan senyawa buangan yang dibuang di udara bebas) yang lepas di udara. Transportasi merupakan penyumbang utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Emisi timbal dan karbon monoksida (CO) di daerah perkotaan sebagian besar berasal dari daerah lalu lintas yang padat. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau. Salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang diperlukan adalah koridor jalan yang berupa jalur hijau.
AGROFORESTRI SAWIT JADI SOLUSI ATAU HANYA ILUSI?
Sumber: jangkabenah.org
Perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia terus berkembang sangat pesat. Dari 14,03 juta hektar luas tanaman sawit di Indonesia, sekitar 2,5 juta ha terindikasi berada dalam kawasan hutan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan luas areal perkebunan, peningkatan total produksi dan nilai ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat tahun 2022 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mencapai seluas 15.34 juta hektare (BPS, 2022). Kelapa sawit mampu meningkatkan perekonomian rumah tangga dan perekonomian daerah, sehingga menarik perhatian masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkannya. Adanya peningkatan permintaan dunia akan minyak kelapa sawit menyebabkan maraknya pembukaan perkebunan kelapa sawit baru di hutan Indonesia.
Forester In Action #7 : Penanaman Bakau sebagai Aksi Tanggap Perubahan Iklim
Kegiatan Forester in Action (FIA) merupakan perwujudan dari poin pengabdian pada masyarakat yang akan dilaksanakan oleh anggota internal HIMABA. Forester in Action (FIA) kali ini menjadi edisi ke-7 dengan mengangkat tema “Silviculture in Preserving Coastal Ecosystems” yang berarti melakukan praktik silvikultur untuk menjaga keberlanjutan ekosistem pantai, melindungi keanekaragaman hayati, dan memelihara fungsi ekosistem secara keseluruhan untuk manfaat jangka panjang manusia dan lingkungan. Penanaman bakau menjadi rangkaian kegiatan utama dalam Forester in Action (FIA) kali ini.
NIKEL DIEKSPANSI, HUTAN SULAWESI DEFORESTASI
Volume dan Nilai Ekspor Nikel Indonesia (2013-2023)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Nikel merupakan salah satu mineral bahan tambang yang penting. Nikel banyak digunakan di industri otomotif, pembuatan besi, stainless steel, dan lain-lain. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2023 Indonesia mengekspor nikel seberat 1,26 juta ton, melonjak 62,33% dibanding 2022 (year-on-year/yoy). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan cadangan nikel dalam negeri sebesar 11,7 miliar ton atau setara dengan 52 persen cadangan nikel dunia. Komoditas untuk bahan baku baterai ini tersebar mulai dari Sulawesi, Maluku Utara, hingga Papua. Cadangan nikel di Sulawesi diperkirakan mencapai 2,6 miliar ton, Papua 60 juta ton, sedangkan Maluku mencapai 1,4 miliar ton.