Kendala yang Dihadapi dalam Rehabilitasi Mangrove

picture : Oceana

Kawasan mangrove merupakan suatu ekosistem unik yang lingkungan hidupnya harus berada di area yang dipengaruhi pasang surut air laut yang berpengaruh terhadap pola sebaran mangrove hingga ke berbagai tempat (Priyono, 2010). Keunikan tersebut membuat kawasan mangrove memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi namun sangat rentan terhadap kerusakan akibat ulah manusia. Kawasan mangrove memiliki peran penting sebagai sistem penyangga kehidupan. Kawasan mangrove memiliki berbagai fungsi ekologi seperti menjadi tempat hidup berbagai flora fauna khas ekosistem mangrove, sebagai pemecah ombak, sebagai mitigasi dalam peningkatan muka air laut, dan sebagai penyerap karbondioksida (CO2) dari udara (Murdiyarso dkk., 2015). Pentingnya peran terhadap lingkungan dan banyaknya kerusakan yang telah terjadi membuat upaya rehabilitasi kawasan mangrove semakin perlu dilakukan dan ditingkatkan. read more

Baca Selengkapnya

Mengenal Mangrove dan Indikator Kerusakan Ekosistem Mangrove

pict : Rahmanto, 2020

Pada tahun 2020, Indonesia memiliki ekosistem mangrove seluas 3.311.207,45 ha yang terbagi menjadi kawasan hutan dan luar kawasan   (Rahmanto, 2020). Hutan mangrove di Indonesia banyak ditemukan di berbagai wilayah terutama di Papua, Kalimantan, dan Sumatera (FAO, 2007). Sekitar 3 juta ha hutan mangrove tumbuh di sepanjang 95.000 km pesisir Indonesia. Jumlah ini mewakili 23% dari keseluruhan ekosistem mangrove dunia (Giri dkk., 2011).

Hutan mangrove tumbuh di antara garis pasang surut, pantai karang, daratan koral mati yang di atasnya ditimbuni pasir atau lumpur, dan pantai berlumpur (Saparinto, 2007 dalam Rahim dan Banderan, 2007). Hutan mangrove memiliki karakteristik  tanah yang berlumpur dan hutannya selalu digenangi air (Fatma, 2016). Komunitas vegetasi hutan mangrove pantai tropis didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Rahmanto, 2002). Selain itu, komposisi vegetasi yang menyusun ekosistem mangrove relatif homogen dikarenakan hanya vegetasi tertentu yang bisa hidup di masing-masing zonasi yang ada. Pembagian zonasi pada ekosistem mangrove dibagi menjadi empat, yaitu zona mangrove terbuka, zona mangrove tengah, zona mangrove payau, dan zona mangrove daratan. Zona mangrove terbuka merupakan zona yang berhadapan dengan laut dan didominasi oleh Sonneratia alba. Zona mangrove tengah terletak di belakang mangrove zona terbuka dan di dominasi oleh jenis Bruguiera sp. dan Rhizophora. Zona mangrove payau berada di sepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar dan didominasi oleh komunitas Nypa atau Sonneratia. Sedangkan zona mangrove daratan berada di zona perairan payau atau hampir tawar di belakang jalur hijau mangrove yang sebenarnya dan didominasi oleh jenis Ficus microcarpus, Intsia bijuga, Nypa fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp., dan Xylocarpus moluccenis. Zona ini memiliki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya (Noor dkk., 2006). read more

Baca Selengkapnya

Track Penanaman HIMABA Tahun 2014-2019

Gambar 1. Peta Lokasi Penanaman Tahun 2014-2019

Penanaman merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh himpunan mahasiswa budidaya hutan setiap tahunnya.

Berikut merupakan record penanaman yang dilakukan oleh HIMABA mulai tahun 2013-2019.

1. Penanaman tahun 2013

Penanaman pada tahun terswbut dilakukan di daerah Miritpetikusan, Kebumen. Jenis tanaman yang ditanam meliputi cemara udang, nyamplung, jambu biji, rabutan. Penanaman ini dilaksanakan pada tahun 2013 oleh angkatan 2011

2. Penanaman tahun 2014 read more

Baca Selengkapnya

Resak Banten yang Rusak

Gambar 1. Daun Vatica bantamensis (Hassk.) Benth. & Hook.ex Miq

(sumber: pohonlangka.id)

Resak Banten tumbuh secara alami di Taman Nasional Ujung Kulon. Mempunyai nama latin Vatica bantamensis (Hassk.) Benth. & Hook.ex Miq. termasuk keluarga Dipterocarpaceae dengan nama lokal resak banten atau kokoleceran.  Pohon ini dijadikan flora identitas dari Provinsi Banten karena pohon ini merupakan pohon endemik. Resak Banten merupakan salah satu jenis yang ditetapkan statusnya menjadi hampir punah. read more

Baca Selengkapnya

50 Orang Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM Melakukan Penanaman Pohon Bersama Masyarakat Di Kelurahan Wadaslintang

Kegiatan penanaman ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam program Forester in Action #2. Penanaman ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri mahasiswa dalam mengembangkan semangat pengabdian langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan ini turut serta melibatkan petani hutan/pesanggem Lembaga Masyarakat Desa Hutan Sumber Manis.

Baca Selengkapnya

Pembawa Sejahtera dari Dewa

Dewadaru (Mesua ferrea L.) merupakan pohon dari keluarga manggis manggisan yang memiliki ukuran sedang sampai cukup besar yakni tinggi hingga 35m dan diameter mencapai  95cm pada pohon dewasa.  Pohon yang juga dikenal sebagai pohon Nagasari ini memiliki habitat asal di  hutan tropis dataran rendah khususnya di negara Asia seperti India,  Thailand,Srilanka,Malaysia,Filipina, dan tentu saja Indonesia, dikenal juga dengan nama Ceylon Ironwood, Cobra’s Saffron, Indian Rose Chestnut, Mesua.

Baca Selengkapnya

Cemara Udang (Casuarina equisetifolia)

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan Harjadi (2017) menjelaskan bahwa cemara udang merupakan satu-satunya tanaman pionir yang mampu tumbuh pada daerah dekat pantai untuk melindungi areal pertanian di kawasan pesisir agar terlindungi dari bahaya abrasi dan hembusan angin laut. Karena sangat berpotensi untuk rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pantai berpasir, cemara udang dapat dikategorikan sebagai jenis pohon serbaguna atau Multi Purpose Tree Species (Syamsuwida, 2005).

Baca Selengkapnya

Sharing Bareng Prof Suryo

Pada hari Sabtu, 8 Desember 2018 keluarga HIMABA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Hutan) berkesempatan berkunjung ke kediaman Prof. Dr. Ir Suryo Hardiwinoto atau akrab dipanggil Prof Suryo. Beliau merupakan salah satu dosen senior di Fakultas Kehutanan UGM, terutama di departemen Silvikultur. Beliau merupakan dosen dari Laboratorium Silvikultur dan Agroforestry, fokus yang beliau pelajari yaitu mengenai Silvika jenis pohon.

Baca Selengkapnya